Cara Budgeting Keuangan Di Bulan Ramadan

Budgeting keuangan di Bulan Ramadan – Momentum Ramadan merupakan salah satu tradisi muslim yang sangat kental di Indonesia. Menyambut bulan puasa ini, banyak hal yang harus disiapkan. Tidak hanya mempersiapkan mental dan spiritual, namun penting juga untuk mengatur hal-hal yang secara tidak langsung akan berkaitan, misanya keuangan.

Banyak yang beranggapan bahwa bulan puasa ini bisa dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk berhemat. Kenapa? karena secara tidak langsung akan mengurangi pengeluaran untuk makan siang, membeli kopi di pagi hari, atau sekedar jajan sore hari setelah pulang sekolah atau pulang kerja. Tapi tahukah kamu, ternyata hal yang terjadi sebenarnya malah sebaliknya.

Berkaca dari bulan puasa tahun lalu, pada Bulan Maret momentum Ramadan menyumbang kenaikan inflasi pada Maret 2024 dibandingkan pada Februari 2024. Hal ini dinyatakan langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup dari masyarakat. Alih-alih menjadi hemat, kebanyakan masyarakat menjadi boros dengan pengeluaran besar seperti berbuka puasa di restoran, membeli takjil dengan jumlah yang banyak, membeli hampers, bahkan hingga membeli baju lebaran dan perlengkapan lainnya. Ini lah yang menyebabkan naiknya inflasi saat bulan puasa dan membuat pengeluaran bulan puasa cenderung lebih besar dibandingkan biasanya.

Untuk menghindari ini, menjadi penting untuk merencanakan keuangan dengan bijak sebelum memasuki bulan puasa.

1. Alokasikan Anggaran Secara Teratur

Ini merupakan langkah utama yang penting untuk dilakukan. Mengapa mengatur keuangan sangat penting? Saat memasuki bulan puasa, harga bahan pokok menjadi naik. Dengan menyiapkan anggaran khusus saat bulan puasa, memudakan kamu untuk mengontrol pengeluaran kamu dari kenaikan harga pokok atau kebutuhan mendadak.

Salah satu tips mengelola keuangan adalah dengan menggunakan metode 50-30-20. Dimana metode ini adalah metode membagi keuangan kamu ke dalam tiga kategori, yaitu 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk kebutuhan tidak pokok namun penting seperti makanan berbuka puasa dan bingkisan untuk lebaran, dan 20% untuk kebutuhan lainnya seperti tabungan atau dana darurat.

Dengan metode tersebut, bisa memudahkan kamu untuk mengatur pengeluaran kamu dan menjaga keuangan kamu dari menipis tanpa kamu sadari loh!

2. Belanja Kebutuhan Secukupnya dan Seperlunya

Belanja kebutuhan menjelang bulan puasa bukan hal yang langka lagi. Kebanyakan yang terjadi, saat menjelang bulan puasa, orang-orang akan membeli bahan pokok dengan jumlah yang besar. Marketplace pasti akan ramai dan penuh serta bahan pokok jadi semakin menipis. Dengan jumlah permintaan yang melonjak ini, mendukung naiknya harga bahan pokok.

Lalu bagaimana menghindari hal ini?

  1. Pastikan untuk membuat list belanja sebelum keluar rumah:
    Pastikan barang-barang yang akan dibeli adalah kebutuhan, bukan hanya sekedar keinginan semata.
  2. Buat menu sahur dan buka puasa selama satu bulan:
    Dengan ini, tidak hanya mengendalikan pengeluaran, tapi juga akan memudahkan kamu ketika bingung akan sahur atau buka puasa dengan apa hari ini. Menu yang kamu siapkan tidak perlu rumit, yang penting bisa mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisi kamu di bulan puasa ini.
  3. Belanja seperlunya sesuai dengan kebutuhan kamu:
    Secara tidak sadar, terkadang kita membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, namun didasari dengan keinginan. Tidak hanya membuat kantong jebol, tapi ini bisa membuat kamu mengenyampingkan kebutuhan utama kamu, demi keinginan yang bukan kebutuhan.

Baca juga: Literasi Keuangan Di Era Digital

3. Hindari FOMO dan Godaan Diskon

Saat bulan Ramadan, berbagai toko online dan offline menawarkan banyak promo serta diskon besar-besaran. Mulai dari makanan, pakaian, hingga perlengkapan ibadah. Tidak jarang, banyak orang tergoda dan akhirnya membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Untuk menghindari hal ini, penting untuk tetap berpegang pada anggaran yang sudah dibuat. Jangan langsung tergoda hanya karena melihat label “diskon besar” atau “flash sale Ramadan”. Selalu tanyakan pada diri sendiri, “Apakah barang ini benar-benar saya butuhkan?” Jika jawabannya tidak, maka lebih baik tahan diri untuk tidak membeli.

Salah satu cara efektif untuk menghindari FOMO (Fear of Missing Out) adalah dengan tidak sering membuka aplikasi e-commerce atau mengikuti terlalu banyak akun promosi di media sosial. Jika memang ingin membeli sesuatu, pastikan untuk membandingkan harga di beberapa tempat agar mendapatkan harga terbaik dan tetap sesuai dengan anggaran.

4. Bijak dalam Mengatur Dana THR

Tunjangan Hari Raya (THR) sering kali dianggap sebagai tambahan uang yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan konsumtif. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, uang THR bisa habis dalam hitungan hari tanpa meninggalkan manfaat jangka panjang.

Cara terbaik mengelola THR adalah dengan mengalokasikannya sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, bisa menggunakan metode 50-30-20:

  • 50% untuk kebutuhan pokok seperti bayar utang, zakat, atau keperluan wajib lainnya.
  • 30% untuk keinginan seperti membeli baju lebaran atau liburan singkat.
  • 20% untuk tabungan dan investasi agar tetap memiliki cadangan dana setelah Ramadan.

Dengan cara ini, THR tidak hanya memberikan kebahagiaan sesaat, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi kestabilan keuangan pribadi.

5. Siapkan Dana Darurat

    Meskipun Ramadan sering dianggap sebagai bulan penuh kebahagiaan, namun tidak menutup kemungkinan adanya pengeluaran tak terduga. Bisa jadi tiba-tiba ada keperluan mendesak seperti biaya kesehatan, kendaraan yang perlu perbaikan, atau harga kebutuhan pokok yang naik drastis.

    Oleh karena itu, penting untuk selalu memiliki dana darurat. Sebaiknya, dana darurat ini sudah disiapkan jauh sebelum memasuki bulan Ramadan, agar tidak perlu mengambil dari anggaran utama atau bahkan berhutang.

    Besaran dana darurat bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Namun, idealnya minimal 10-20% dari total penghasilan bulanan dapat dialokasikan untuk dana darurat ini. Jika belum memiliki kebiasaan menabung dana darurat, Ramadan bisa menjadi momentum yang tepat untuk mulai membangun kebiasaan finansial yang lebih baik.

    6. Gunakan Aplikasi Keuangan untuk Mencatat Pengeluaran

      Sering kali, kita tidak sadar sudah mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya karena tidak mencatat pengeluaran harian. Apalagi di bulan Ramadan, di mana pengeluaran sering kali terasa lebih ringan karena dilakukan sedikit demi sedikit, seperti membeli takjil, berbuka di luar, atau sekadar membeli makanan ringan.

      Agar pengeluaran tetap terkendali, cobalah untuk menggunakan aplikasi keuangan yang bisa membantu mencatat pemasukan dan pengeluaran secara real-time. Banyak aplikasi yang bisa digunakan secara gratis dan sangat membantu dalam mengelola keuangan sehari-hari.

      Dengan mencatat setiap transaksi, kamu bisa lebih sadar terhadap pola pengeluaran dan mengetahui area mana yang bisa dikurangi atau dioptimalkan. Ini juga akan membantu kamu untuk tetap berada dalam batas anggaran yang sudah dibuat.

      7. Manfaatkan Pinjaman Legal dan Bijak Jika Dibutuhkan

      Terkadang, ada situasi di mana pengeluaran tidak bisa dihindari meskipun sudah melakukan perencanaan yang baik. Dalam kondisi seperti ini, pinjaman bisa menjadi solusi, asalkan dilakukan secara bijak dan dari lembaga yang terpercaya.

      Misalnya, jika membutuhkan dana tambahan untuk kebutuhan mendesak seperti biaya kesehatan atau pembayaran kewajiban tertentu, pastikan untuk memilih layanan pinjaman yang legal dan terdaftar di OJK. Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah DanaRupiah, platform pinjaman online yang sudah resmi dan terpercaya.

      Dengan DanaRupiah, kamu bisa mendapatkan pinjaman dengan proses yang cepat, aman, dan transparan. Namun, tetap pastikan untuk meminjam sesuai dengan kemampuan finansial dan memiliki rencana pembayaran yang jelas agar tidak menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari.

      Mengelola keuangan selama Ramadan memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan perencanaan yang tepat, kamu bisa tetap menikmati bulan suci ini tanpa harus khawatir dengan kondisi finansial. Mulai dari alokasi anggaran, belanja bijak, hingga memanfaatkan teknologi untuk mencatat pengeluaran, semua langkah ini dapat membantu kamu menjaga stabilitas keuangan selama bulan puasa.

      Selain itu, penting juga untuk menghindari gaya hidup konsumtif dan lebih fokus pada nilai ibadah yang ada dalam bulan Ramadan. Dengan pengelolaan keuangan yang baik, bukan hanya dompet yang aman, tetapi juga hati yang lebih tenang dalam menjalani ibadah di bulan penuh berkah ini.

      Rate this post